Thursday, September 3, 2015

Akhir Kisah Cintaku

Di pagi hari yang sejuk ini, aku melihat seorang gadis yang begitu cantik jelita di sebuah persimpangan jalan, ketika aku lewat samping rumahnya ia selalu tersenyum padaku dan aku pun merasakan suatu perasaan kepadanya, tapi entah perasaan apakah itu, tapi yang jelas di kala aku teringat kepadanya aku merasa bahagia dan disertai rasa malu.

Tapi aku masih belum tahu perasaan apakah sebenarnya ini. Apakah aku telah jatuh cinta padanya? Dan di saat itu aku pun menaruh harapan padanya, setiap hari aku mencari tahu tentang dia lewat sahabatnya Desi, kata Desi namanya Siti Nihatul Faridah Nurnia dan sering dipanggil Neng Iha dan dia adalah gadis yang sangat pemalu.
Satu bulan telah berlalu akhirnya aku dapat dekat dengannya, namun aku masih belum mampu untuk mengungkapkan perasaanku padanya, dengan seiringnya waktu akhirya dia pun mengetahui perasaanku dengan sendirinya tanpa harus aku ungkapkan padanya, setelah dia mengetahui perasaanku dia berubah sikap padaku, yang tadinya dia selalu tersenyum ketika melihatku, tapi kini dia selalu cemberut ketika melihatku dan yang tadinya dia selalu menungguku lewat, tapi kini ketika aku lewat dia selalu pergi menghindar dariku.
Hari demi hari telah berlalu dia pun masih bersikap seperti itu padaku, aku pun menjadi penasaran kenapa dia bersikap seperti itu, dan di pagi hari yang mendung aku menemui Desi sahabatnya Neng Iha untuk mengatakan pada Neng Iha untuk menemuiku di sebuah gubuk di dekat danau di samping perkebunan teh dan dia pun datang menghampiriku dan berkata padaku.
“Endrik, aku mohon kau jangan ganggu kehidupanku lagi, jauhilah aku dan anggaplah aku tidak pernah ada di dalam kehidupanmu, aku ingin kau mengerti satu hal, aku tidak mencintaimu dan tidak akan pernah mencintaimu, cobalah kau mengerti itu Furqan.”
Dan aku pun terdiam membisu tanpa berkata mendengarnya, kemudian hujan turun mengiasi hatiku yang sedang terluka karenanya, dan aku pun berkata padanya.
“Neng Iha, aku minta maaf padamu. Karena aku telah berani mencintaimu. Namun kau juga harus mengerti satu hal, kalau aku tidak bisa melupakanmu, karena aku sangat mencintaimu dan meski aku tahu kau tidak pernah mencintaiku, tapi izinkanlah namamu tetap di dalam hati dan ingatanku meski aku tidak harus memilikimu, aku minta maaf padamu jika selama ini aku selalu membuatmu sedih dengan kehadiranku dalam hidupmu, aku akan pergi dalam kehidupanmu untuk selamanya. Selamat tinggal Neng Iha.”
Neng Iha pun terdiam dan menangis mendengarnya dan hujan pun berhenti dan seketika itu terdengar suara alunan biola bergema yang memenuhi hasrat sedih hatiku. Dan aku pun pergi meninggalkannya di gubuk itu untuk selamanya.


Cerpen Karangan: Hendri Suryadi
by: http://cerpenmu.com

No comments:

Post a Comment